Nouveauté
Sesudah Hening: Renungan Gen Z Tentang Waktu, Kepergian, dan Diri yang Terus Bertumbuh. Gen Z Series
Par :Formats :
Disponible dans votre compte client Decitre ou Furet du Nord dès validation de votre commande. Le format ePub est :
- Compatible avec une lecture sur My Vivlio (smartphone, tablette, ordinateur)
- Compatible avec une lecture sur liseuses Vivlio
- Pour les liseuses autres que Vivlio, vous devez utiliser le logiciel Adobe Digital Edition. Non compatible avec la lecture sur les liseuses Kindle, Remarkable et Sony
, qui est-ce ?Notre partenaire de plateforme de lecture numérique où vous retrouverez l'ensemble de vos ebooks gratuitement
Pour en savoir plus sur nos ebooks, consultez notre aide en ligne ici
- FormatePub
- ISBN8232306458
- EAN9798232306458
- Date de parution01/11/2025
- Protection num.pas de protection
- Infos supplémentairesepub
- ÉditeurHamza elmir
Résumé
Ada masa di mana semuanya terasa diam-bukan karena tak ada suara, tapi karena terlalu banyak hal yang ingin dikatakan dan tidak tahu harus mulai dari mana. Di ruang hening itulah, Qaishar Kamaruzzaman, seorang pelajar SMA Labschool Banda Aceh, menulis. Ia menuliskan hal-hal yang sering dipendam oleh banyak anak muda: tentang kehilangan, tentang berubahnya waktu, tentang perasaan yang tak lagi sama, dan tentang proses memahami diri di tengah dunia yang serba cepat.
Melalui kata-kata yang jujur, reflektif, dan khas generasi Gen Z, Sesudah Hening menjadi cermin kecil perjalanan batin anak muda masa kini-yang berani diam, berpikir, lalu tumbuh. Buku ini mengajak pembaca untuk berhenti sejenak, menyadari bahwa hening bukan akhir, melainkan awal dari memahami siapa kita sebenarnya."Kadang, kita hanya perlu diam sebentar agar bisa mendengar suara hati sendiri."
Melalui kata-kata yang jujur, reflektif, dan khas generasi Gen Z, Sesudah Hening menjadi cermin kecil perjalanan batin anak muda masa kini-yang berani diam, berpikir, lalu tumbuh. Buku ini mengajak pembaca untuk berhenti sejenak, menyadari bahwa hening bukan akhir, melainkan awal dari memahami siapa kita sebenarnya."Kadang, kita hanya perlu diam sebentar agar bisa mendengar suara hati sendiri."
Ada masa di mana semuanya terasa diam-bukan karena tak ada suara, tapi karena terlalu banyak hal yang ingin dikatakan dan tidak tahu harus mulai dari mana. Di ruang hening itulah, Qaishar Kamaruzzaman, seorang pelajar SMA Labschool Banda Aceh, menulis. Ia menuliskan hal-hal yang sering dipendam oleh banyak anak muda: tentang kehilangan, tentang berubahnya waktu, tentang perasaan yang tak lagi sama, dan tentang proses memahami diri di tengah dunia yang serba cepat.
Melalui kata-kata yang jujur, reflektif, dan khas generasi Gen Z, Sesudah Hening menjadi cermin kecil perjalanan batin anak muda masa kini-yang berani diam, berpikir, lalu tumbuh. Buku ini mengajak pembaca untuk berhenti sejenak, menyadari bahwa hening bukan akhir, melainkan awal dari memahami siapa kita sebenarnya."Kadang, kita hanya perlu diam sebentar agar bisa mendengar suara hati sendiri."
Melalui kata-kata yang jujur, reflektif, dan khas generasi Gen Z, Sesudah Hening menjadi cermin kecil perjalanan batin anak muda masa kini-yang berani diam, berpikir, lalu tumbuh. Buku ini mengajak pembaca untuk berhenti sejenak, menyadari bahwa hening bukan akhir, melainkan awal dari memahami siapa kita sebenarnya."Kadang, kita hanya perlu diam sebentar agar bisa mendengar suara hati sendiri."






