Demi melindunginya, dia rela menjadi monster yang diburu dunia. Qindoyana mengorbankan nama, kehormatan, dan kemanusiaannya untuk membangun sebuah benteng damai bagi satu-satunya orang yang berarti baginya. Namun, benteng itu dibangun di atas kebohongan, dan setiap batanya direkatkan dengan darah. Dari singgasananya yang sunyi, Qincaniyuna hanya bisa menyaksikan gema dari perbuatan mengerikan kakaknya.
Setiap kabar tentang kekejamannya adalah pengingat akan harga dari kedamaian yang ia nikmati. Ini bukanlah kisah cinta yang diucapkan, melainkan sebuah epik kelam yang dituturkan lewat keheningan, kerinduan, dan penerimaan yang menyakitkan. Sebuah perjalanan atmosferik dan puitis tentang ikatan tak terpisahkan yang lebih dalam dari dosa dan lebih kuat dari penghakiman dunia.
Demi melindunginya, dia rela menjadi monster yang diburu dunia. Qindoyana mengorbankan nama, kehormatan, dan kemanusiaannya untuk membangun sebuah benteng damai bagi satu-satunya orang yang berarti baginya. Namun, benteng itu dibangun di atas kebohongan, dan setiap batanya direkatkan dengan darah. Dari singgasananya yang sunyi, Qincaniyuna hanya bisa menyaksikan gema dari perbuatan mengerikan kakaknya.
Setiap kabar tentang kekejamannya adalah pengingat akan harga dari kedamaian yang ia nikmati. Ini bukanlah kisah cinta yang diucapkan, melainkan sebuah epik kelam yang dituturkan lewat keheningan, kerinduan, dan penerimaan yang menyakitkan. Sebuah perjalanan atmosferik dan puitis tentang ikatan tak terpisahkan yang lebih dalam dari dosa dan lebih kuat dari penghakiman dunia.