"Terima Kasih Menjadi Orang Tuaku - Kumpulan Puisi" adalah untaian kata yang lahir dari pelukan rindu, peluh perjuangan, dan cinta tanpa syarat dari sosok yang sering kali kita lupa beri pelukan: orang tua. Buku ini tidak hanya memuat puisi, tetapi menyimpan suara hati anak-anak yang tumbuh dalam diam, menyaksikan bagaimana ibu dan ayah menelan lelah tanpa suara. Di dalamnya, pembaca akan menemukan kisah-kisah kecil yang terasa nyata: seorang ayah yang tetap tersenyum meski pulang dengan tangan kosong, seorang ibu yang menangis diam-diam di dapur saat tak mampu membeli mainan untuk anaknya, juga anak-anak yang mulai sadar bahwa cinta orang tua bukan sekadar ucapan, melainkan pengorbanan yang setiap hari diam-diam ditaruh di meja makan dan diselipkan dalam doa.
Puisi-puisi dalam buku ini mengalir sederhana, namun menggetarkan. Disusun bukan untuk sekadar dibaca, tetapi untuk direnungkan, dan bila perlu-untuk menyentuh hati yang telah lama keras karena sibuk mengejar dunia. Buku ini ditulis bagi siapa saja yang:Pernah merasa gagal membalas cinta orang tua. Sedang merindukan masa kecil yang hangat di pelukan ibu. Ingin menyampaikan terima kasih yang tak pernah sempat diucapkan pada ayah.
Atau sekadar ingin diam-diam menangis karena akhirnya sadar: mereka tidak akan selamanya ada."Terima Kasih Menjadi Orang Tuaku - Kumpulan Puisi" adalah pengingat. Bahwa sebelum kita menjadi siapa-siapa, kita adalah anak dari dua sosok luar biasa yang telah memberikan segalanya, bahkan sebelum kita bisa menyebut kata "terima kasih".
"Terima Kasih Menjadi Orang Tuaku - Kumpulan Puisi" adalah untaian kata yang lahir dari pelukan rindu, peluh perjuangan, dan cinta tanpa syarat dari sosok yang sering kali kita lupa beri pelukan: orang tua. Buku ini tidak hanya memuat puisi, tetapi menyimpan suara hati anak-anak yang tumbuh dalam diam, menyaksikan bagaimana ibu dan ayah menelan lelah tanpa suara. Di dalamnya, pembaca akan menemukan kisah-kisah kecil yang terasa nyata: seorang ayah yang tetap tersenyum meski pulang dengan tangan kosong, seorang ibu yang menangis diam-diam di dapur saat tak mampu membeli mainan untuk anaknya, juga anak-anak yang mulai sadar bahwa cinta orang tua bukan sekadar ucapan, melainkan pengorbanan yang setiap hari diam-diam ditaruh di meja makan dan diselipkan dalam doa.
Puisi-puisi dalam buku ini mengalir sederhana, namun menggetarkan. Disusun bukan untuk sekadar dibaca, tetapi untuk direnungkan, dan bila perlu-untuk menyentuh hati yang telah lama keras karena sibuk mengejar dunia. Buku ini ditulis bagi siapa saja yang:Pernah merasa gagal membalas cinta orang tua. Sedang merindukan masa kecil yang hangat di pelukan ibu. Ingin menyampaikan terima kasih yang tak pernah sempat diucapkan pada ayah.
Atau sekadar ingin diam-diam menangis karena akhirnya sadar: mereka tidak akan selamanya ada."Terima Kasih Menjadi Orang Tuaku - Kumpulan Puisi" adalah pengingat. Bahwa sebelum kita menjadi siapa-siapa, kita adalah anak dari dua sosok luar biasa yang telah memberikan segalanya, bahkan sebelum kita bisa menyebut kata "terima kasih".