Nouveauté

Oleh-Oleh dari Negeri Sakura

Par : Iramawati Oemar
Offrir maintenant
Ou planifier dans votre panier
Disponible dans votre compte client Decitre ou Furet du Nord dès validation de votre commande. Le format ePub est :
  • Compatible avec une lecture sur My Vivlio (smartphone, tablette, ordinateur)
  • Compatible avec une lecture sur liseuses Vivlio
  • Pour les liseuses autres que Vivlio, vous devez utiliser le logiciel Adobe Digital Edition. Non compatible avec la lecture sur les liseuses Kindle, Remarkable et Sony
Logo Vivlio, qui est-ce ?

Notre partenaire de plateforme de lecture numérique où vous retrouverez l'ensemble de vos ebooks gratuitement

Pour en savoir plus sur nos ebooks, consultez notre aide en ligne ici
C'est si simple ! Lisez votre ebook avec l'app Vivlio sur votre tablette, mobile ou ordinateur :
Google PlayApp Store
  • FormatePub
  • ISBN8231664818
  • EAN9798231664818
  • Date de parution28/08/2025
  • Protection num.pas de protection
  • Infos supplémentairesepub
  • ÉditeurWalzone Press

Résumé

Jika awalnya Jepang adalah negara yang paling tidak ingin dikunjungi penulis, image itu segera berubah hanya dalam tempo 2 - 3 bulan pertama tinggal di sana. Banyak hal bisa dipetik dari bangsa Jepang yang sangat menjunjung tinggi budayanya. Meski Jepang sudah melesat menjadi salah satu dari negara maju di dunia, terutama di bidang teknologi, namun masyarakatnya masih menggenggam erat akar budaya dan value yang diwariskan nenek moyang mereka.
Terutama nilai-nilai yang menyangkut disiplin diri dan etos kerja. Juga pembagian peran domestik pria dan wanita dalam kehidupan rumah tangga, prinsip senioritas dalam dunia kerja, penghormatan yang tinggi pada profesi guru, dan kesantunan dalam berbahasa yang terasa rumit sekali bagi orang asing seperti kami. Serpihan-serpihan kenangan, butiran hikmah, dan nilai-nilai yang mungkin bisa kita tiru sisi baiknya, rasanya sayang jika hanya tersimpan di benak dan akan sirna ditelan waktu.
Keinginan untuk menuliskannya dalam sebuah buku sudah ada sejak tahun 2007. Saat itu sudah sempat penulis menulis beberapa artikel, rencananya akan berkolaborasi dengan Rizki. Kini, hampir 14 tahun kemudian, penulis baru tergerak untuk membukukannya dan menulis ulang draf tulisan lama. Karena itu, mohon dimaklumi jika dat
Jika awalnya Jepang adalah negara yang paling tidak ingin dikunjungi penulis, image itu segera berubah hanya dalam tempo 2 - 3 bulan pertama tinggal di sana. Banyak hal bisa dipetik dari bangsa Jepang yang sangat menjunjung tinggi budayanya. Meski Jepang sudah melesat menjadi salah satu dari negara maju di dunia, terutama di bidang teknologi, namun masyarakatnya masih menggenggam erat akar budaya dan value yang diwariskan nenek moyang mereka.
Terutama nilai-nilai yang menyangkut disiplin diri dan etos kerja. Juga pembagian peran domestik pria dan wanita dalam kehidupan rumah tangga, prinsip senioritas dalam dunia kerja, penghormatan yang tinggi pada profesi guru, dan kesantunan dalam berbahasa yang terasa rumit sekali bagi orang asing seperti kami. Serpihan-serpihan kenangan, butiran hikmah, dan nilai-nilai yang mungkin bisa kita tiru sisi baiknya, rasanya sayang jika hanya tersimpan di benak dan akan sirna ditelan waktu.
Keinginan untuk menuliskannya dalam sebuah buku sudah ada sejak tahun 2007. Saat itu sudah sempat penulis menulis beberapa artikel, rencananya akan berkolaborasi dengan Rizki. Kini, hampir 14 tahun kemudian, penulis baru tergerak untuk membukukannya dan menulis ulang draf tulisan lama. Karena itu, mohon dimaklumi jika dat